SEJARAH OUTBOUND TRAINING

Sejak tahun 2000an methode training berbasis alam terbuka dengan model simulasi dan tantangan atau biasa disebut Outbound Training ini demikian populer di kalangan masyarakat Indonesia. Kegiatan ini demikian menyenangkan serta berdampak positif, sehingga dari kalangan anak sekolah sampai karyawan perusahaan, mengenalnya.

Namun demikian pengertian Outbound Training, yang ada di masyarakat antara satu dengan yang lain bisa jadi berbeda.  Ada yang mengatakan bahwa Outbound adalah Flying Fox meluncur dengan tali dari atas ketinggian, ada juga yang mengatakan bahwa Outbound adalah fun games, bahkan ada provider Outbound Training sendiri memberikan pengertian yang berbeda antar satu dengan yang lain.

Merujuk pada pengertian masyarakat umum, apa yang disebut Outbound Training itu adalah suatu program pelatihan (proses belajar) yg dirancang secara terstruktur, menggunakan methode experiential learning yang didalamnya ada alur (sequen) yang harus diikuti, ada refleksi yang harus dilakukan dan ada metafora dengan dunia kerja (nyata) yang harus diambil. Kegiatan yang terstruktur tersebut disajikan dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi interaktif dan petualangan sebagai tehnis penyampaian materi.

Kegiatan ini biasa dilakukan di alam terbuka (outdoor) di hutan, di taman, di lapangan, disesuaikan dengan kebutuhan, sebagian besar memilih outdoor sebagai pilihan lokasi, selain dapat memberikan suasana lain (refresh)  diluar dari kebiasaan di kantor, ini juga dapat menambah suasana perasaan peserta sehingga dapat membantu mempercepat tujuan dari pelatihan ini baik perubahan, perasaan, pengetahuan maupun perubahan perilaku.

Sejarah tentang Outbound Training, berawal dari berdirinya lembaga training dunia bernama Outward Bound yang membuka cabang di Indonesia (Outward Bound Indonesia) pada tahun 1990 di Jakarta oleh bapak Djoko Kusumowidagdo dengan lokasi lapangan berada di bendungan Jatiluhur. Menangani training di banyak perusahaan-perusahaan besar serta sekolah-sekolah di Indonesia, dengan cepat methoda training ini menjadi populer, banyak yang kemudian mendirikan lembaga serupa, dan sampai saat ini terus bermunculan Provider Outbound Training dimana-mana. Karena dimulai oleh Outward Bound Indonesia maka metode yang sebenarnya bernama experiential learning ini lebih lebih populer di sebut Outbound.

Sejarah mencatat bahwa Outbound training di era tahun 1990 sampai era 2000an kebayakan adalah sebuah training yang berdurasi berdurasi 3 hari 2 malam atau 2hari 1 malam dengan dengan berbagai simulasi serta tantangan (adventure) dengan objective program perubahan pola pikir & perilaku (development program), seiring perkembangan jaman, saat ini yang terjadi adalah adanya perubahan trend dimana Outbound Training kebanyakan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat satu hari ataupun setengah hari, lebih pada kegiatan fun games, gathering atau kegiatan rekreasional dengan objective program adanya perubahan perasaan.

Banyaknya orang mengenal dan menggunakan methode ini tidak lepas dari sisi manfaatnya yang efektif berdampak sehingga mudah diterima di masyarakat. Banyak Sekolah, Perusahaan, Instansi Pemerintah dll pernah menggunakan methode ini, dari yang sekedar fun refresh sampai dengan yang serius training dengan tujuan ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dengan harapan adanya perubahan setelah training.

       Outward Bound sendiri bermula dari seorang tokoh pendidikan bernama Kurt Hahn berkebangsaan Jerman yang bekerjasama dengan Lawrence Holt pada tahun 1941 di Inggris  yang melakukan pelatihan bagi para pelaut muda agar mempunyai daya tahan hidup yang luar biasa dalam pelayaran, mengingat ganasnya Laut Atlantik kala itu dikarenakan adanya perang dunia kedua, hal itu dipicu dari banyaknya korban dari anak buah kapal Lawrence Holt ketika berlayar.

Foto : Kurt Hahn

        Dalam melakukan pelatihan, Kurt Hahn menggunakan methode Experiential Learning dengan mengunakan media alam terbuka seperti laut, gunung dll. Peserta melakukan petualangan. Peserta diajak berlayar, melakukan pendakian gunung dalam jangka waktu berari-hari bahkan berminggu-minggu, mengalami kesulitan, tantangan fisik dan mental, diajak diskusi, belajar, sehingga terbentuk karakter serta kepribadiannya.

 

Categories: Artikel